Cari Uang dari Internet ?, KAD solusinya. PTC Tertua, Terpercaya dan Terbaik Di Indonesia

Popular 1:1 Traffic Exchange

Kamis, 18 Maret 2010

MISTERI DALAM BUDIDAYA IKAN (bag 2)

Mungkin bagi sebagian orang sebenarnya hal ini bukanlah suatu misteri, namun bagi saya dan mungkin juga sebagian orang yang lainnya hal ini untuk sementara masih merupakan misteri karena belum menemukan penyebabnya. Adapun hal yang saya maksud adalah :

Kejadian ini berdasarkan pengalam saya selama memelihara ikan nila (Oreochromis sp.) dalam Karamba jaring terapung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah sejak 16 tahun yang lalu. Mulanya saya tidak begitu memperhatikan, tapi lama-lama kejadian ini jadi pusat perhatian saya juga.

Tanggapan Ikan terhadap Arah Angin

Biasanya, angin yang bertiup di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu dari Selatan ke Utara, kencang atau tidaknya tiupan angin sangat tergantung pada musim dan waktunya. Pada musim kemarau biasanya tiupan angin akan sangat kencang, sedangkan pada musim hujan cenderung lebih kecil kecuali saat cuaca sedang mendung. Begitu juga pada sore dan malam hari, biasanya angin bertiup lebih kencang dibandingkan pada pagi hingga siang hari. Ikan-ikan itu cenderung lebih senang bila angin bertiup cukup kencang.

Kejadian aneh akan terjadi bila tiba-tiba arah angin berubah, terlebih lagi kalau perubahan tersebut sangat drastis yaitu dari arah Utara ke Selatan. Walaupun sebelumnya ikan-ikan itu sedang lahap memakan pakan yang kita berikan, mereka akan berhenti seketika dari acara makannya begitu arah angin berubah. Kejadian seperti ini biasanya terjadi pada musim hujan, lebih tepatnya pada saat mendung sebelum hujan.

Nah aneh bukan ?

MISTERI DALAM BUDIDAYA IKAN

Mungkin bagi sebagian orang sebenarnya hal ini bukanlah suatu misteri, namun bagi saya dan mungkin juga sebagian orang yang lainnya hal ini untuk sementara masih merupakan misteri karena belum menemukan penyebabnya. Adapun hal yang saya maksud adalah :

Tanggapan Ikan terhadap Cahaya Matahari

Kejadian ini berdasarkan pengalam saya selama memelihara ikan nila (Oreochromis sp.) dalam Karamba jaring terapung di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah sejak 16 tahun yang lalu. Mulanya saya tidak begitu memperhatikan, tapi lama-lama kejadian ini jadi pusat perhatian saya juga.

Sebagaimana diketahui, Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri itu siklus tahunannya hampir bisa dihafal. Pada Bulan Februari – April, warna air agak putih, Mei- September akan jernih, Oktober putih lagi, sedangkan November – Januari akan berwarna coklat bahkan agak kemerahan. Perubahan warna air ini tidak terlepas dari perubahan cuaca/musim. Pada bulan Februari – April adalah akhir musim hujan dimana volume air waduk hampir maksimal, lumpur yang sebelumnya masih pekat pelan-pelan mulai tenggelam sehingga warna airnya agak putih (antara keruh menuju jernih), semakin lama (Mei –September) warna air akan semakin jernih karena sudah musim kemarau, akhir Oktober biasanya sudah mulai hujan lagi, sehingga air mulai keruh lagi dan November curah hujan semakin tinggi hingga mencapai puncaknya musim hujan pada bulan Januari atau Februari. Pada bulan-bulan ini air waduk akan semakin keruh dan berwarna coklat.

Nah, misterinya terjadi pada puncaknya musim hujan tersebut yaitu sekitar bulan November – Februari. Ikan-ikan nila yang kami pelihara biasanya akan tenggelam disaat matahari memancarkan sinarnya, walaupun diberi makan dengan pakan terapung mereka tetap enggan untuk muncul ke permukaan air. Tetapi sedikit saja cahaya matahari redup karena ada awan misalnya, seketika itu pula ikan-ikan itu akan sibuk keluar untuk makan. Begitu awannya berlalu dan sinar matahari tampak lagi, seperti dikomando ikan-ikan itu akan hilang dari permukaan air. Kejadian seperti ini tidak terjadi pada saat air jernih. Aneh Bukan ?, apakah pembaca sudah mengerti apa penyebabnya ?, atau barangkali ingin meneliti penyebabnya lebih jauh...?

Sabtu, 06 Maret 2010

KALAU MEMANG BISA MUDAH KENAPA HARUS DIPERSULIT ?

Dalam hal kualitas air, kita juga dapat menyederhanakan pemeliharaannya. Seperti sudah disinggung sebelumnya. Biasanya, pemeliharaan ikan dengan menggunakan kurungan jaring terapung dilakukan pada perairan umum. Sebagaimana umumnya perairan umum, kita akan sulit mengontrol kualitas airnya, karena sifat perairan umum biasanya digunakan oleh banyak komponen masyarakat. Massa airnya besar sehingga sukar untuk dikontrol.

Kalau sudah demikian adanya, masih pentingkah kita menyelidiki parameter-parameter kualitas air pada periaran umum ?. Boleh-boleh saja kalau untuk mengetahui, apalagi digunakan sebagai bahan penelitian. Barangkali juga Pemerintah setempat mau mengambil kebijakan terbaik dikemudian hari setelah tahu keadaan lingkungannya masih layak atau tidak untuk dijadikan lahan budidaya ikan dari hasil penelitian tersebut. Akan tetapi, bagi kita sebagi petani barangkali semua itu sangat kecil artinya.

Apabila kualitas air sudah tidak mendukung lagi untuk kegitan budidaya ikan, maka secara alamiah ikanpun akan menunjukkan respon yang kurang baik. Misalnya saja, disaat oksigen terlarut (DO) rendah, ikan akan terganggu nafsu makannya. Apabila DO-nya sangat rendah, maka ikan akan mati banyak. Begitu juga terhadap suhu air, kesadahan, karbondioksida, tingkat kecerahan air dan parameter-parameter lain. Respon ikan akan terlihat dengan sendirinya.

Yang lebih penting untuk kita perhatikan adalah, jangan sampai kegitan budidaya ikan yang kita lakukan akan menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk itu, kita wajib menjaga kebersihan lingkungan, tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Sesuaikan kapasitas budidaya dengan daya dukung lingkungan, jangan samapi kita melebihi kapasitas daya dukung dari lingkungan budidaya tersebut.

Kamis, 04 Maret 2010

KALAU MEMANG BISA MUDAH KENAPA HARUS DIPERSULIT


Dalam hal pemberian pakan pada ikan sebenarnya bisa kita lakukan dengan sangat mudah dan sederhana, yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kesungguhan kita dalam melakukannya. Sebenarnya ikan itu sama saja dengan makhluk hidup yang lain bahkan termasuk kita sebagai manusia. Pada prinsipnya, apabila ikan sudah merasa kenyang seberapapun pakan kita berikan pasti tidak akan dimakan. Begitu juga sebaliknya, sebanyak apapun pakan yang kita berikan kalau ikan masih merasa lapar pasti akan dimakan.

Memang banyak faktor penyebab ikan merasa lapar ataupun kenyang. Kondisi lingkungan perairan dan keadaan cuaca sangatlah berpengaruh. Namun, karena budidaya ikan dalam kurungan jaring terapung biasanya dilakukan pada perairan umum sehingga kita tidak bisa mengontrol keadaan lingkungan tersebut. Apalagi sampai ingin merubah keadaan cuaca. Yang bisa kita lakukan adalah, menyesuaikan teknik pemberian pakan pada ikan sesuai kondisi saat itu.

Secara alamiah, ikan akan dapat menentukan sendiri kapan dia mau makan dan kapan dia tidak mau makan. Kita bisa melihat tanda-tanda tersebut dari respon ikan terhadap kehadiran kita disekitar mereka. Apabila ikan merespon kedatangan kita dengan cara mengejar dan berputar-putar dipermukaan air, atau mungkin juga mereka muncul kepermukaan air padahal sebleum kita datang mereka berada di dasar perairan maka itulah sebagian tanda bahwa mereka sudah mau makan. Akan tetapi, apabila ikan tidak memberikan respon sama sekali atas kehadiran kita, bahkan setelah kita kasih sedikit pakanpun mereka tetap diam saja, maka saat itu ikan sedang tidak merasa lapar.

Tindakan yang seharusnya kita lakukan dalam menyikapi respon ikan tadi adalah ;
Berikan pakan secukupnya pada ikan saat dia memberi respon mau makan dan segera berhenti memberikan pakan setelah ikan tidak memberikan respon lagi. Janganlah kita membatasi pemberian pakan disaat ikan mau makan tetapi juga jangan sekali-kali memberikan pakan disaat ikan tidak mau makan. Nah, mudah sekali bukan ?