Cari Uang dari Internet ?, KAD solusinya. PTC Tertua, Terpercaya dan Terbaik Di Indonesia

Popular 1:1 Traffic Exchange

Sabtu, 02 Januari 2010

HIU TUTUL SEPANJANG 5,5 METER

Surabaya - Untuk kedelapan kalinya, hiu tutul kembali terjaring jaring nelayan Nambangan Kenjeran. Ikan hiu dengan panjang sekitar 5,5 meter, dan lebar 1,5 meter ini pun menjadi tontotan warga.

Ikan yang saat ini masih hidup itu tertangkap jaring milik Abdul Hamid (52) ketika mencari ikan di Selat Madura. Tertangkapnya ikan tersebut awalnya tidak disadari oleh bapak tiga anak ini.

"Saya tidak menyangka kalau jaring ikan saya menangkap ikan hiu tutul. Awalnya saya tidak tahu, tahunya ketika saya akan menarik jaring dan terasa berat," katanya kepada detiksurabaya.com di Nambangan, Kenjeran Surabaya, Minggu (29/11/2009).

Akhirnya pria yang sudah menjadi nelayan sejak 15 tahun lalu ini meminta tolong kepada kapal nelayan lainnya untuk menariknya ke pinggir. "Tadi ada 9 kapal untuk menarik ke pinggir. Ditemukan pukul 12.00 WIB serta butuh waktu 2 jam," imbuhnya.

Dari pengamatan detiksurabaya.com, ikan dengan panjang 5,5 meter ini akan dibiarkan di pinggir pantai untuk dipertontonkan. Bahkan dijadikan ajang untuk mencari sumbangan pembangunan masjid didaerah tersebut.


Ribuan Ikan Sepanjang Aliran Sungai Mati

Ilustrasi
Kamis, 3 Desember 2009 | 18:35 WIB

BANTUL, KOMPAS.com - Ribuan ikan ukuran besar dan kecil di sepanjang aliran sungai Dusun Ngepet, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis diketahui mati yang diduga akibat ulah pencari ikan menggunakan racun.

"Berdasarkan laporan dari Kelompok Pengawas Masyarakat, dugaan sementara ikan yang mati itu memang akibat racun semacam apotas yang sengaja disebar di aliran sungai untuk memperoleh ikan dengan cara mudah," kata Kepala Bidang Perikan Budidaya, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Bantul Bambang Pin Erwanta, Kamis (3/12).

Menurut dia, berdasarkan ciri fisik yang ada pada ikan yang ditemukan mati seperti pucat dan ingsang berwarna coklat maka kuat dugaan akibat terkena racun apotas.

"Kami perkirakan pelaku menebar apotas pada Rabu kemarin dan ikan baru diketahui mati hari ini setelah terdapat banyak ikan yang mengambang di permukaan sungai," katanya.

Pihaknya saat ini belum akan memikirkan memberikan ganti rugi karena ikan yang mati bukanlah milik kelompok petani ikan atau warga setempat namun ikan yang hidup sepanjang aliran sungai.

"Sebenarnya untuk mencari ikan ada aturan yang melarang ikan diberi racun apotas namun hanya dijaring atau dipancing karena ikan yang diracun juga sangat berisiko jika dikonsumsi manusia," katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Petani Ikan Air Payau Mugari mengatakan ribuan ikan yang mati terdiri berbagai jenis seperti nila, keting, tawes dan bawal air tawar.

"Kami khawatir jika air dari sungai yang tercemar racun tersebut juga masuk ke area laguna karena dapat mengancam ikan yang dibudayakan masyarakat," katanya.

Kapolsek Sanden AKP Darmanto menyatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan dugaan ribuan ikan mati akibat racun apotas yang sengaja disebar di aliran sungai.

"Kami langsung mengadakan penyelidikan atas kasus tersebut namun untuk racun yang digunakan kami belum dapat menentukan jenisnya," katanya.

Tidak ada komentar: